IKLAN

Free Website Hosting

Minggu, 08 Februari 2009

UKHUWAH ISLAMIYAH




A. Deskripsi


1. Kisah persaudaraan kaum Muhajirin dan Anshor
Ketika turun perintah hijrah ke Madinah, serta merta Rasulullah dan kaum muslimin bersiap untuk melaksanakannya. Mereka ( kaum Muhajirin ) bersegera mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya, meninggalkan segala harta benda bahkan keluarganya. Setibanya di Madinah mereka disambut baik oleh penduduk Madinah. Oleh Rasulullah satu orang Muhajirin dipersaudarakan dengan satu orang dari Anshor. Semisal Rasul mempersaudarakan abu Bakar Ash shiddiq dengan kharijah bin Zuhair. Salah satu yang terkenal adalah kisah persaudaraan Abdurrahman bin ‘Auf dengan Sa’d bin Rabi’. Dimana pada saat itu Sa’d bin Rabi’menawarkan separuh hartanya untuk Abdurrahman bin ‘Auf. Bahkan ia juga menawarkan salah satu istrinya untuk Abdurrahman bin ‘Auf. Tapi ia menolaknya dengan halus dan minta ditunjukkan jalan ke pasar untuk berdagang. Dan ternyata dikemudian hari beliau berhasil menjadi pedagang yang kaya raya.
2. Kisah air minum di medan perang
Dari tafsir Al Qurthubi bersumber dari Al – Adawiy dikisahkan : Ketika terjadi perang Yarmuk, aku pergi mencari keponakanku, dengan tujuan untuk memberi minum disaat ia akan mati. Kudapati ia dalam keadaan sakaratul maut, selanjutnya aku dekati dia dengan membawa sedikit air sambil kutanyakan kepadanya, “ Mau minum air ini ?” Ia menganggukkan kepalanya. Tiba – tiba terdengar suara rintihan salah seorang temannya memelas, maka ia mengisyaratkan agar aku menjumpainya, dan setelah kutemui ternyata ia adalah Husain bin Ash. Lantas aku berkata, “ Mau minum air ini ?” Ia menganggukkan kepalanya, akan tetapi ia kemudian menolak setelah mendengar ada orang lain yang merintih pula, lalu ia mengisyaratkan agar aku menjumpainya. Ketika kujumpai ternyata ia telah syahid. Kemudian aku kembali pada Husain, maka ia pun telah syahid dan aku bergegas keponakkanku ternyata ia sudah syahid pula. Akhirnya, ketiga orang itu tak satupun yang meminum air tersebut karena mereka lebih mengutamakan orang lain daripada dirinya.

B. Defiisi / Pengertian ukhuwah
Ukhuwah Islamiyah pada hakikatnya adalah pemberian dan nikmat dari Allah SWT, seperti firman-Nya dalam Al – Qur’an Surat Ali Imran ayat 103 :
Silahkan buka Al – Qur’annya !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Ukhuwah Islamiyah adalah kekuatan iman dan spiritual yang melahirkan perasaan yang dalam terhadap kasih sayang, mahabbah ( kecintaan ), kemuliaan dan rasa saling percaya terhadap sesama orang yang terkait dengan aqidah Islam, Iman dan Taqwa.
Imam Hasan Al Bana pernah mengatakan bahwa landasan pokok seorang muslim adalah aqidah dan ukhuwah. Demikian pentingnnya ukhuwah ini, kita dapat melihat dalam siroh bagaimana Rasul terlebih dahulu melakukan / mengikat persaudaraan antara kaum Muhajirin dan anshor sebelum melaksanakan hal – hal lain ketika hijrah ke Madinah. Rasulullah menjadikan persaudaraan tersebut sebagai asa bagi prinsip – prinsip keadilan sosial yang telah terbuktikan sebagai sistem sosial paling baik di dunia. Prinsip – prinsip keadilan ini kemudian berkembang dan mengikat menjadi hukum dan undang – undang syariat yang tetap. Tapi kesemua hukum dan undang – undang syariat ini terbentuk berdasarkan pada basis pertama yaitu ukhuwah Islamiyah.

C. Nikmat ukhuwah Islamiyah
Begitu besar nikmat yang Allah janjikan bagi mereka yang saling mencintai dan menyayangi karena Allah semata. Keutamaan / nikmat – nikmat tersebut antara lain :
1. Wajah mereka akan bersinar ( H.R. Abu Dawud )
2. Dosa mereka diampuni ( H.R. Tabrani )
3. Pada hari kiamat mereka dibawah naungan ‘arsy ( H. R. Muslim )
4. Berada dalam naungan Mahabbah Ilahiyah ( H. R. Muslim )
5. Berada dalam surga Allah dan keridhaan-Nya ( H. R. Tirmidzi )
6. Merasakan manisnya iman ( H. R. Bukhari – Muslim )

D. Membangun Ukhuwah
1. Aqidah sebagai dasar
Persaudaraan harus didahului oleh aqidah yang menjadi ideologi dan faktor pemersatu. Persaudaraan antara dua orang yang saling berbeda aqidah dan pemikiran adalah mimpi dan khurafat, apalagi jika aqidah atau pemikiran tersebut akan melahirkan perilaku tertentu dalam kehidupan nyata.
Karena itu, Rasulullah SAW menjadikan aqidah Islamiyah yang bersumber dari Allah SWT sebagai asas persaudaraan yang menghimpun hati para sahabatnya dan menempatkan semua manusia dalam satu barisan ‘ubudiyah hanya kepada-Nya tanpa perbedaan apapun kecuali ketaqwaan dan amal shalih. Karena tidak mungkin persaudaraan, saling tolong menolong dan saling mengutamakan dapat berkembang diantara orang – orang yang dipecah – pecah oleh aqidah dan pemikiran yang beraneka ragam, yang masing – masing senantiasa memperturutkan egoisme dan hawa nafsunya sendiri.
Persaudaraan yang ditegakkan oleh Rasulullah SAW diantara para sahabatnya bukan sekedar syi’ar yang diucapkan, tetapi merupakan kenyataan yang terlihat dari realitaskehidupan dan menyangkut segala bentuk hubungan yang berlangsung antara Muhajirin dan Anshor.
Adanya hak waris berdasarkan ikatan ukhuwah sebelum turun Al – Qur’an surat Al – Anfal ayat 75, tanpa ikatan keluarga dan kerabat dimaksudkan untuk menampakkan ukhuwah Islamiyah sebagai hakekat yang dirasakan secara nyata. Juga supaya diketahui dan disadari bahwa ikatan persaudaraan dan kasih sayang sesama muslim bukan sekedar slogan yang diucapkan, tetapi lebih dari itu merupakan sesuatu yang memiliki berbagai konsekuensi sosial.
Menyangkut hikmah dihapuskannya hak waris berdasarkan ukhuwah ini, ternyata sistem pembagian warisan yang pada akhirnya ditetapkanpun tidak jauh berbeda. Sebab, sistem pembagian warisan yang secara final ditetapkan juga didasarkan pada hukum ukhuwah Islamiyah, yakni orang yang berlainan agama tidak boleh saling mewarisi.
2. Tahapan dalam berukhuwah
1. Taaruf / perkenalan
2. Tafahum / saling memahami
3. Tanasuh / saling menasehati
4. Taawun / saling menolong
5. Takaful / saling melindungi
6. Itsar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagi yang pingin berbagi ilmu tentang bisnis internet silahkan atau yang mo share pendapat tentang masalah islami.